Orang yang terdesak kemudian segera bertindak, selalu lebih hebat daripada yang suka menyusun rencana tapi yang tidak pernah dilaksanakannya.

Hari ini sudah hari ke-10 di tahun 2018. Sudah 10 hari terlewati sejak hari pertama terhitung setelah dituliskannya. Sudah sampai manakah usaha kita untuk melaksakan-mencapai resolusi itu. Atau lebih banyak kata nanti yang tercatat dalam catatan harian kita?

"Nanti" sering kali berbicara ketika kita berniat untuk bertindak.
"Nanti" sering kali berbicara ketika kita berniat untuk melakukan usaha mencapai impian kita. Lalu ketika hari ini berubah menjadi kemarin dan besok berubah menjadi hari ini, "nanti" sudah menjelma sebagai "tidak sama sekali".

Kajian psikologi menyebut "nanti" dengan nama yang lebih keren lagi. Dia disebut "prokastinasi". Prokastinasi didefinisikan sebagai kecenderungan yang berada dibawah kontrol seseorang untuk menunda aktivitas hingga detik-detik terakhir atau tidak melakukannya sama sekali.

Seseorang yang melakukan prokastinasi cenderung berencana untuk melakukannya, namun pada akhirnya tidak mampu memenuhi rencana tersebut. Ia belum mampu untuk memenuhi tuntutannya sendiri dan belum mampu bertanggung jawab dengan dirinya sendiri.

Prokrastinasi dipengaruhi oleh kurangnya kemampuan untuk menetapkan aturan bagi diri sendiri. Kemampuan untuk mengatur diri sendiri tidak terlepas dari bagaimana seseorang menilai dan memaknai setiap tindakannya. Hal ini disebut kecerdasan spiritual.

Kecerdasan spiritual akan menolong seseorang untuk memutuskan mana yang baik dan yang tidak baik serta dapat memikirkan kemungkinan yang akan terjadi dan punya cita-cita untuk terus memperbaiki dirinya.

Penelitian oleh Ekawati Rante Liling, Firmanto Adi Nurcahyo, dan Karin Lucia Tanojo (2013) menunjukkan bahwa "semakin tinggi kecerdasan spiritual mahasiswa, semakin rendah prokastinasinya, dan sebaliknya". Kecerdasan spiritual akan menuntun seseorang untuk memutuskan tindakan yang tepat dan memikirkan dampak yang akan ditimbulkan oleh tindakannya. Mahasiswa yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi akan cenderung menghindari prokastinasi karena perilaku tersebut merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.

Dampak prokastinasi bagi diri sendiri diantaranya: (1) menurunnya performa akademis; (2) rendahnya kepuasan hidup; (3) rendahnya kesejahteraan seseorang.

"Perhatikanlah, sebagian besar masalah kita bersumber dari kebaikan-kebaikan yang kita tunda. Menyegerakan tindakan akan menyegerakan datangnya kebaikan yang kita tunggu" (Mario Teguh).

"Orang hebat banyak berasal dari anak muda yang tadinya banyak masalah, tapi segera memperbaiki diri" (Mario Teguh)

Cara menghentikan sesuatu yang buruk adalah dengan memulai sesuatu yang baik. Jika dalam proses memulai yang baik itu, kita melakukan kesalahan, maka perbaiki. Jika gagal, coba lagi. Tapi jika kita menyerah, semua selesai.

Karena "mereka yang cepat berhasil adalah mereka yang menyegerakan tindakan daripada berkomentar"



sumber gambar : http://blogoart.com/wp-content/uploads/2018/01/maxresdefault-3.jpg